Senin, 30 Mei 2011

Komunitas Sabantara : Surat Cinta u/ Saudaraku di Garda Terdepan Indonesia


Tidak. Aku bukan seorang pujangga yang ahli merangkai kata dan menuliskan syair cinta
Tidak. Aku bukan seorang nasionalis yang ahli mengorasikan semangat nasionalisme

Tidak. Aku pun bukan seorang pejabat atau politikus yang memiliki kemampuan dan kuasa untuk membawa perubahan besar secara langsung kepadamu

Namun izinkan aku menuliskan surat ini, sebagai sebuah pertanda kasih, perhatian dan kerinduan untukmu sahabatku, keluargaku di garda  terdepan Indonesia.





Perkenalkan namaku Lifany, tapi panggil saja aku Lany, agar terasa lebih akrab ;) saat ini aku hanyalah seorang mahasiswi biasa yang belum selesai menulis skripsi, belum dapat membanggakan orangtua, belum dapat berbuat banyak dan melakukan hal yang berguna. Jangankan melakukan suatu yang bermanfaat untukmu saudaraku di Perbatasan Indonesia, bahkan melakukan hal bijak dan berguna bagi diriku sendiri dan orang-orang di sekelilingku aku belum mampu. Ah! Manusia yang payah ;(
Tapi apapun itu aku dengan segala kekuranganku punya beberapa mimpi dan cita-cita yang kugantungkan pada bintang-bintang dan kuhaturkan dalam doa agar sampai ke Tuhan. Ketika masih di Sekolah Dasar aku bermimpi suatu saat ingin melanjutkan pendidikan di UI. Aku bukan tergolong anak rajin, bukan pula siswi yang selalu mendapat ranking di kelas. Tapi tekadku untuk melanjutkan pendidikan di satu-satunya Universitas yang menyandang nama Indonesia memang besar. Buah jerih payah dan hasil kristalisasi keringat pun tak mengecewakan, salah satu mimpi ku telah terwujud J





"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” - Andrea Hirata (seorang penulis novel tetralogi)

Mimpi ku yang lainnya adalah sedari kecil aku seringkali berangan-angan dapat pergi ke pelosok Indonesia, berbagi dan belajar hal-hal baru yang belum pernah kutemukan di kota tempatku tinggal. Melihat wajah lain Indonesia yang selama ini belum pernah kukenal. Sempat patah arang, bagaimana caranya agar mimpiku yang ini dapat terwujud. Namun siapa kira, ternyata kesempatan itu memang datang! Ya, jalan menuju mimpi terkadang memang datang secara tiba-tiba tak terduga J  

"No matter how your heart is grieving, if you keep on believing, the dreams that you wish will come true."– Walt Disney Company

Aku pernah memiliki kesempatan untuk mengabdi selama 1 bulan di daerah perbatasan Indonesia. Perjuangan untuk meraih mimpi ini pun tak dapat dibilang mudah. Salah satu persyaratan untuk meraih mimpi ini adalah aku harus mampu melewati tes fisik berlari keliling UI dan berenang di laut. Hampir setiap sore aku latihan lari agar aku melewati tes fisik. Aku yang  sangat payah dalam olahraga renang mulai panik. Bayangkan saja, bahkan ketika ujian akhir kelulusan SMA aku berlagak sakit agar tidak perlu mengikuti ujian renang.  Aku yang sangat benci olahraga renang belajar mati-matian, seminggu 3x, entah berapa liter air kolam sudah kutelan atau aku nyaris tenggelam dikolam 2m, tapi aku tidak peduli, benakku saat itu hanya dipenuhi oleh satu hal ‘mimpiku harus terwujud’. Akhirnya kini aku ‘bisa’ berenang (walau tidak mahir ;p).
Hingga kemudian, alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan, mimpiku terwujud. Aku berhasil lolos  seleksi dan bergabung bersama teman-teman baru untuk mengabdi 1 bulan didaerah perbatasan NKRI. Kami melewati sebuah proses pembekalan 1 bulan sebelum keberangkatan. Mulai dari begadang tiap harinya, menyusun program kerja, latihan sea survival bersama TNI, mondar mandir keliling Jakarta, latihan memasak. Wah, aku bertemu orang-orang luar biasa yang memiliki mimpi sama denganku! Bahagia sekali rasanya :‘)
Tapi bukan hidup namanya apabila selalu lancar dan sukses menggapai semuanya. Setuju? Salah satu mimpi terbesar yang pernah kupunya. Hancur begitu saja. Segala perjuangan yang telah kulakukan entah mengapa saat itu terasa sia-sia. Perasaan sedih luar biasa masih menyelimuti bahkan hingga saat ini, sudah 10bulan. Menangis? Ya, tak bisa berhenti. Bayangkan saja aku telah menginjakkan kaki ditanahmu saudaraku, desa Adaut-kecamatan Selaru, salah satu titik perbatasan Indonesia. Segala mimpi dan keinginan untuk bertemu denganmu, belajar darimu, berbagi bersamamu harus kandas begitu saja. Bahkan belum sempat aku melakukan sesuatu, aku sudah harus kembali ke Jakarta.









Ya, jalan dari Tuhan memang tidak ada yang bisa menduga. Menyesal? Sempat terlintas dalam benakku. Tapi coba lihat sisi lainnya? Tidak sepatutnya aku merasa menyesal, aku telah mendapatkan pengalaman berharga, aku telah diberi kesempatan luar biasa bertemu denganmu saudaraku walau pertemuan yang singkat, aku merasakan kehangatan dan perhatian darimu yang luar biasa, aku mendapatkan keluarga baru di Saumlaki (Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat), aku telah bertemu orang-orang hebat dan aku bisa berenang :p . Ya, perjalanan dan proses menggapai mimpi, itulah yang paling berharga saudaraku! Disitulah justru nikmatnya, hasil akhir memang penting, namun perjalanan menggapainya itu jauh lebih penting! Merasa gagal ketika hasil akhir tidak tercapai? SALAH! Merasa gagal lah ketika kamu tidak pernah mencoba, ketika kamu tidak pernah berusaha maksimal.
„Kuberi tahu satu rahasia kepadamu, Kawan. Buah paling manis dari berani bermimpi. Adalah kejadian-kejadian menakjubkan. Dalam perjalanan menggapainya.“ -Andrea Hirata

“I have not failed. I've just found 10,000 ways that won't work..” -Thomas A. Edison

" You try you fail. You try you fail, But the only real failure is when you stop trying.” - Haunted Mansion

" You never fail until you stop trying.." - Albert Einstein

Mari kita sama-sama menentukan mimpi saudaraku! mimpiku saat ini adalah membahagiakan keduaorangtuaku dan melanjutkan bhaktiku yang sempat tertunda untuk belajar darimu dan berbagi bersamamu di Perbatasan. Apa mimpimu? Ayo kita sama-sama mewujudkannya! Memang segala sesuatunya terasa tidak mudah, aku teringat lirik lagu Ipang – Teruslah Bermimpi (lagu yang selalu menjadi penyemangat ketika semangatku mulai turun) „Percayalah, lelah ini hanya sebentar saja. Jangan menyerah, walau pun tak mudah meraihnya.“ Lirik yang penuh inspirasi J





Oh iya, aku sempat kesal ketika ada orang yang mencemooh mimpi seseorang. Dia berkata,
„Gue nanya sama murid gue. Kalau sudah besar cita-citanya mau jadi apa? Dan murid gue
jawab, ‘petani‘. Yaampun“

Hei !! Apa salahnya bermimpi menjadi petani?!  Petani adalah pekerjaan yang mulia, bayangkan apabila tidak ada petani?!! Bagaimana nasib jutaan rakyat Indonesia yang sehari-harinya bergantung pada nasi?! Mati kelaparan?! Sebuah pikiran yang konyol menurutku. Lebih baik menjadi petani yang sukses dan menghasilkan kualitas beras yang bagus bukan?daripada menjadi seorang sampah (baca:pejabat) negara yang korupsi? Hal yang ingin kutunjukkan disini saudaraku, mimpi dan cita-cita dapat pula berawal dari hal-hal sederhana. Jika memang itu mimpimu, tak peduli apa kata orang, maka bermimpilah! Biarkan saja mereka tertawa, bungkam tawa mereka dengan keberhasilanmu!





Kini kutanya kembali, apa mimpimu? Mengenyam pendidikan hingga ke benua lain? Menjadi dokter agar dapat menyembuhkan orang lain? Menjadi Artis atau Bintang Film yang dapat menginspirasi? Penyanyi? Guru yang menyebarkan ilmu dan melahirkan orang-orang besar? Atau Nelayan yang sukses dan berhasil mengadakan pembangunan didaerahmu? TAK MASALAH apapun itu! Ayoo bersama-sama kita temukan jalan mewujudkannya! Bermimpilah, tapi jangan bermimpi hanya untuk dirimu sendiri, bermimpilah sesuatu yang tidak hanya untuk dirimu, tetapi juga untuk orang-orang disekitarmu.
(sstt, kubisikkan kamu satu rahasiaku. Sedari dulu aku sesungguhnya ingin sekali menjadi Artis atau Bintang Film Layar Lebar. Hehe :p Tapi bukan film-film seperti ‘Tali Pocong Perawan’ atau ‘Hantu Datang Bulan’ saudaraku. Aku ingin sekali menjadi pemain dalam sebuah film yang dapat bermanfaat dan menginspirasi banyak orang!tak dapat dipungkiri teman-temanku kadang tertawa mendengar mimpiku ini :p hihi biarlah)

" First they ignore you, then they ridicule you, then they fight you, and then you win.” - Mahatma Gandhi

 Merasa tidak mampu dan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan? Ingatlah kutipan ini saudaraku:

“If you think you are too small to make a difference, try sleeping with a mosquito.” -Dalai Lama XIV


Wajah Anak-Anak di Perbatasan Selaru. Sumber foto: Dindan Intan (Antrop UI'07)



Ya, seekor nyamuk, lihatlah bentuk tubuhnya yang rapuh, sekali saja kamu daratkan tanganmu diatas tubuhnya, ia tewas seketika. Tapi siapa sangka mahluk serapuh itu dapat menewaskan manusia, karena penyakit Malaria atau Demam Berdarah? Tidak, aku bukan memintamu untuk menewaskan seseorang atau sesuatu saudaraku. Aku hanya ingin menunjukkan bahwa suatu hal yang kecil dan sering diabaikan dapat membawa perubahan besar. Itu hanya perumpamaan J (ya kubocorkan lagi satu mimpiku, ketika aku masih SD aku bermimpi ingin menjadi seorang anggota DPR atau pengacara, kenapa?karena aku gemas melihat tingkah para wakil rakyat yang sama sekali tidak mewakili rakyat. Aku kesal melihat orang yang terampas haknya)
                Ah ya, yang paling penting dari bermimpi saudaraku adalah MEWUJUDKANNYA. Percuma saja bermimpi apabila kita tidak melakukan tindakan untuk mewujudkannya. Iya dong? ;) Aku memahami usahamu untuk mewujudkan mimpi jauh lebih sulit daripada kami yang hidup di kota besar. Kehidupan didaerah Perbatasan memang serba terbatas, tapi aku yakin alam telah mendidik mentalmu dan membentukmu menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh dari kami yang ada disini. Kebanyakan masyarakat kota adalah masyarakat yang masih manja dan kurang bersyukur, mengeluh kepanasan, mengeluh tidak ada hiburan, ketergantungan terhadap segala fasilitas yang melenakan. Ya, modal tekad seperti baja, jiwa yang tangguh kelak akan menjadi modal utama dalam meraih dan mewujudkan mimpi-mimpimu.





" Do what you can, with what you have, where you are.” - Theodore Roosevelt

Jadikan keterbatasan yang ada sebagai sumber kreatifitasmu, sulaplah hal-hal sederhana di sekelilingmu menjadi hal yang luar biasa. Tidak ada tembok yang tidak dapat dihancurkan saudaraku, tidak ada ‘batas’ yang tidak dapat dilampaui. Bersemangatlah J sampai bertemu di stasiun mimpi-mimpi kita.






Sunset dr atas Balai Desa Adaut. Sumber Foto: Dinda Intan Antrop UI'07

Teriring salam sayang rindu dan doaku untuk keluarga Fendjalang di Adaut (Mama Tina, Bapa Cale, Kaka Yudit), Mama dan Bapa Kades Adaut, Dokter Edo, Kak David, Bapak Kapolsek Adaut, keluargaku di Saumlaki (bapak Noka, Usi Silya.malaikat-malaikat kecilku Aditya ‘anyo’, Een dan Inki.serta keluarga kakak bapak Noka, Nyong, Nona,dll), Bapak Idris Leurima (Danrem di Saumlaki), Bapak Silety (Asisten 1 Bupati MTB), Dokter Theo, Usi Dwi dan Bung Robi Sabarlele, Kak Nus, Kak Yullo dan Usi Chandra, serta keluargaku di Garda Terdepan Indonesia yang belum sempat kukenal dan belum kutemui.

Lifany Husnul Kurnia (Lanny)
Mahasiswi Sastra Jerman
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

"Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.


Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri..

Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. 
Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..
Keep our dreams alive, and we will survive..
[5cm]"
— Donny Dhirgantoro


2 komentar: